Georg Simmel lahir di Berlin tahun 1858 dari keturunan Yahudi. Dalam perjalanan akademisnya dia memperoleh gelar Doktor dari Universitas Berlin pada tahun 1881 dan mengajar disana 4 tahun kemudian. Tahun 1914 ia pindah dari Universitas Berlin ke Universitas Strasbourg sebagai Profesor penuh.
Cukup banyak ilmuwan yang mempengaruhi pola pikir dan cara pandang Simmel, seperti Spencer tentang adanya kompleksitas sosial yang selalu bertambah, Immanuel Kant, yang mendamaikan antara empirisme dan rasionalisme serta dipengaruhi juga oleh Hegel, dimana Simmel menggunakan analisa dialektik pada sejumlah kontradiksi sosial. Ia meninggal dunia pada 26 September 1918.
Pada dasarnya Simmel mencoba memahami pandangan yang saling bertentangan antara faham realisme yang dikembangkan oleh Durkheim dengan nominalisme yang dikembangkan oleh Weber. Posisi realisme yang tercermin dalam pandangan Durkheim, menjelaskan bahwa struktur sosial mempunyai eksistensi tersendiri yang riil dan obyektif terlepas dari individu sehingga pandangan ini bercorak kolektivistik. Sedangkan pandangan nominalis Weber kebalikannya, bahwa individulah yang riil dan obyektif, sedangkan masyarakat tidak lebih daripada kumpulan individu dan perilakunya.
Namun bagi Simmel masyarakat tidak hanya kumpulan individu dan perilakunya saja, tetapi harus ada interaksi timbal-balik yang saling mempengaruhinya. Tanpa pola interaksi antar individu yang terus menerus masyarakat akan hilang. Interaksi timbal balik inilah yang disebut Simmel sebagai "sosiasi" sebagai jalan terbentuknya masyarakat.
Dari konsep sosiasi nilah muncul argumentasi dari Simmel, sebagai jawaban dari pertanyaan, "Dimanakah obyek dari ilmu Sosiologi ?".
Simmel membagi dua konsep sosiasi ini, yaitu "isi" dan "bentuk (form)" dari sosiasi. Menurut Simmel "isi interaksi" sosial telah dipelajari oleh ilmu politik, psikologi, ekonomi, kedokteran dan lainnya. Sementara "bentuk interaksi" inilah yang merupakan obyek dari Sosiologi. Dan oleh karena sosiologi melihat interaksi sosial dari segi bentuk (form) maka ia disebut sosiologi formalis. Beberapa contoh "bentuk interaksi" : superordinasi, subordinasi, kepartaian, persahabatan, persaingan, ramah-tamah dan lainnya.
Sosiasi yang dipisahkan antara isi dan bentuknya disebut sebagai "sosiabilita".
Contoh : Ketika seseorang berkunjung ke rumah sahabatnya maka terjadilah apa yang sosiasi atau interaksi timbal-balik, maka bentuk sosiabilitanya adalah "ramah-tamah" (menurut Simmel, isi dari ramah tamah "tidak perlu" dianalisis oleh para sosiolog, karena isi ramah-tamah tersebut bisa memiliki penafsiran bermacam-macam, misalnya ingin meminjam uang).
Pemisahan isi dan bentuk sosiasi merupakan konsepsi Simmel mengenai pokok permasalahan dalam sosiologi sebagai ilmu yang berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain. Dengan ini pusat perhatian dalam sosiologi, menurut Simmel, adalah "bentuk" sosiasi dan interaksi timbal balik.
Semoga bermanfaat
Sunday
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment